Sistem Subsidi Pendidikan Bahasa Jepang

Pendidikan bahasa jepang sangat penting jadi bagus Perusahaan-perusahaan yang mempekerjakan orang asing yang bertarget, silakan manfaatkan ini
Sistem Subsidi Pendidikan Bahasa Jepang

都Sistem Subsidi Pendidikan Bahasa Jepang Baru Didirikan, Tokyo 》
Tokyo memberikan biaya pelatihan untuk pendidikan bahasa Jepang untuk mendorong penyelesaian pekerja asing yang bekerja di perusahaan kecil-menengah.
Pekerja asing yang level tes kemahiran bahasa Jepangnya bukan level tertinggi selain N1, sehingga mereka dapat menggunakannya untuk mempelajari kemahiran Jepang seperti level yang diperlukan untuk bisnis.
Memberikan hingga 250.000 yen.
Targetnya adalah karyawan asing yang memiliki keterampilan, keterampilan, kemanusiaan, dan bisnis internasional, dan langsung dipekerjakan oleh perusahaan.
Pengeluaran subsidi meliputi biaya pelatihan oleh fakultas berbahasa Jepang yang memenuhi syarat, dan biaya menyiapkan materi, kursus tata krama bisnis, dan kursus memahami berbagai budaya.
Sehubungan dengan pendaftaran pelatihan, bantuan akan diberikan jika jam kerja lebih dari 50 jam.

Biaya pendidikan boleh dikatakan tidak gratis di Jepang. Untuk SD dan SMP, SPP memang gratis, tetapi orang tua masih perlu mengeluarkan biaya baju sekolah dan perlengkapan sekolah, uang PTA (semacam kegiatan Orang Tua Guru), dan biaya makan siang yang separuhnya disubsidi pemerintah kota.

Sebenarnya berapa besarnya biaya yang harus dikeluarkan oleh orang tua untuk mengirim anaknya ke sekolah ? Kementrian Pendidikan Jepang melakukan survey pada tahun 2006 dan hasilnya adalah sbb:

biaya

Sumber : MEXT, 子供の学習費調査平成18年

Biaya pendidikan (学習費)yang dimaksud oleh MEXT adalah biaya sekolah (学校教育費),makan siang (総食費),kegiatan di luar sekolah (学校外活動). Sedangkan yang termasuk dalam biaya sekolah adalah SPP (授業料), trip sekolah (修学旅行・遠足・見学費)、uang retribusi ( 学校納付金等)、uang buku dan praktek (図書・学用品・実習材料費等)、biaya ekstra kurikuler (教科外活動費)、biaya transportasi (通学関係費),dll.

Sedangkan biaya kegiatan di luar sekolah adalah biaya belajar di rumah (家庭内学習費), guru privat (家庭教師)、les privat (学習塾費)、ikut serta kegiatan di masyarakat seperti berkunjung ke kebun petani, ikut serta kegiatan budaya, olahraga, dll (体験・地域活動、芸術文化活動、スポーツレクリエーション活動、教養).

Subsidi pemerintah diterapkan pada biaya SPP, biaya operasional sekolah dan biaya makan siang yang hanya berlaku untuk SD saja.Adapun SMP dan SMA tergantung kebijakan masing-masing daerah.

Terlihat dalam tabel di atas bahwa biaya untuk pendidikan SD paling besar dibandingkan semua jenjang pendidikan. Lalu, pendidikan swasta di level TK dua kali lebih besar daripada TK negeri, SD swasta 4 kali lebih besar, SMP swasta 2.5 kali dan SMA swasta 2 kali lebih besar daripada sekolah negeri.

Bisa dibayangkan jika orang tua di Jepang tidak punya penghasilan tetap atau hanya bekerja part time saja dan dengan gaji minimal 130,000 yen per bulan yang sudah wajib kena pajak penghasilan akan pontang-panting membiayai pendidikan putra-putrinya. Belum lagi biaya asuransi kesehatan, pensiun dan segala macam biaya hidup yang lumayan tinggi apabila tinggal di perkotaan.

Pernah dilaporkan bahwa keluarga Jepang dianggap miskin jika berpenghasilan di bawah 250,000 yen per bulan. Saya termasuk orang miskin, dan para penerima beasiswa Monbusho baik program undergraduate maupun graduate adalah kelompok miskin.

Pada masa pemerintahan PM Aso, setiap kepala mendapatkan tunjangan sebesar 12,000 yen (bagi yang single) dan bertambah besar bagi keluarga yang memiliki anak. Sumbangan tersebut juga dikelompokkan dalam kategori seikastsu sien atau kosodate sien (bantuan hidup dan pendidikan anak). Sumbangan ini tidak hanya diterima oleh kelompok miskin, tetapi diterima secara merata oleh semua warga, termasuk dosen saya 

Pemerintahan PM Hatoyama tampaknya akan menghapus subsidi tersebut sebab ekonomi dan keuangan pemerintah sedang memburuk. Tidak hanya subsidi dalam bidang pendidikan yang akan dihapus, tetapi beberapa proyek mubazir seperti pembangunan waduk yang menelan biaya besar juga dihentikan.

Kemungkinan akan semakin bertambah keluarga-keluarga Jepang yang tidak mengirim anaknya ke sekolah jika kebijakan subsidi pendidikan dihentikan. Barangkali perlu dipikirkan sistem subsidi yang lebih selektif dan tidak menghamburkan uang kepada semua warga.
Pendidikan bahasa jepang sangat penting jadi bagus Perusahaan-perusahaan yang mempekerjakan orang asing yang bertarget, silakan manfaatkan ini
Sistem Subsidi Pendidikan Bahasa Jepang

都Sistem Subsidi Pendidikan Bahasa Jepang Baru Didirikan, Tokyo 》
Tokyo memberikan biaya pelatihan untuk pendidikan bahasa Jepang untuk mendorong penyelesaian pekerja asing yang bekerja di perusahaan kecil-menengah.
Pekerja asing yang level tes kemahiran bahasa Jepangnya bukan level tertinggi selain N1, sehingga mereka dapat menggunakannya untuk mempelajari kemahiran Jepang seperti level yang diperlukan untuk bisnis.
Memberikan hingga 250.000 yen.
Targetnya adalah karyawan asing yang memiliki keterampilan, keterampilan, kemanusiaan, dan bisnis internasional, dan langsung dipekerjakan oleh perusahaan.
Pengeluaran subsidi meliputi biaya pelatihan oleh fakultas berbahasa Jepang yang memenuhi syarat, dan biaya menyiapkan materi, kursus tata krama bisnis, dan kursus memahami berbagai budaya.
Sehubungan dengan pendaftaran pelatihan, bantuan akan diberikan jika jam kerja lebih dari 50 jam.

Biaya pendidikan boleh dikatakan tidak gratis di Jepang. Untuk SD dan SMP, SPP memang gratis, tetapi orang tua masih perlu mengeluarkan biaya baju sekolah dan perlengkapan sekolah, uang PTA (semacam kegiatan Orang Tua Guru), dan biaya makan siang yang separuhnya disubsidi pemerintah kota.

Sebenarnya berapa besarnya biaya yang harus dikeluarkan oleh orang tua untuk mengirim anaknya ke sekolah ? Kementrian Pendidikan Jepang melakukan survey pada tahun 2006 dan hasilnya adalah sbb:

biaya

Sumber : MEXT, 子供の学習費調査平成18年

Biaya pendidikan (学習費)yang dimaksud oleh MEXT adalah biaya sekolah (学校教育費),makan siang (総食費),kegiatan di luar sekolah (学校外活動). Sedangkan yang termasuk dalam biaya sekolah adalah SPP (授業料), trip sekolah (修学旅行・遠足・見学費)、uang retribusi ( 学校納付金等)、uang buku dan praktek (図書・学用品・実習材料費等)、biaya ekstra kurikuler (教科外活動費)、biaya transportasi (通学関係費),dll.

Sedangkan biaya kegiatan di luar sekolah adalah biaya belajar di rumah (家庭内学習費), guru privat (家庭教師)、les privat (学習塾費)、ikut serta kegiatan di masyarakat seperti berkunjung ke kebun petani, ikut serta kegiatan budaya, olahraga, dll (体験・地域活動、芸術文化活動、スポーツレクリエーション活動、教養).

Subsidi pemerintah diterapkan pada biaya SPP, biaya operasional sekolah dan biaya makan siang yang hanya berlaku untuk SD saja.Adapun SMP dan SMA tergantung kebijakan masing-masing daerah.

Terlihat dalam tabel di atas bahwa biaya untuk pendidikan SD paling besar dibandingkan semua jenjang pendidikan. Lalu, pendidikan swasta di level TK dua kali lebih besar daripada TK negeri, SD swasta 4 kali lebih besar, SMP swasta 2.5 kali dan SMA swasta 2 kali lebih besar daripada sekolah negeri.

Bisa dibayangkan jika orang tua di Jepang tidak punya penghasilan tetap atau hanya bekerja part time saja dan dengan gaji minimal 130,000 yen per bulan yang sudah wajib kena pajak penghasilan akan pontang-panting membiayai pendidikan putra-putrinya. Belum lagi biaya asuransi kesehatan, pensiun dan segala macam biaya hidup yang lumayan tinggi apabila tinggal di perkotaan.

Pernah dilaporkan bahwa keluarga Jepang dianggap miskin jika berpenghasilan di bawah 250,000 yen per bulan. Saya termasuk orang miskin, dan para penerima beasiswa Monbusho baik program undergraduate maupun graduate adalah kelompok miskin.

Pada masa pemerintahan PM Aso, setiap kepala mendapatkan tunjangan sebesar 12,000 yen (bagi yang single) dan bertambah besar bagi keluarga yang memiliki anak. Sumbangan tersebut juga dikelompokkan dalam kategori seikastsu sien atau kosodate sien (bantuan hidup dan pendidikan anak). Sumbangan ini tidak hanya diterima oleh kelompok miskin, tetapi diterima secara merata oleh semua warga, termasuk dosen saya 

Pemerintahan PM Hatoyama tampaknya akan menghapus subsidi tersebut sebab ekonomi dan keuangan pemerintah sedang memburuk. Tidak hanya subsidi dalam bidang pendidikan yang akan dihapus, tetapi beberapa proyek mubazir seperti pembangunan waduk yang menelan biaya besar juga dihentikan.

Kemungkinan akan semakin bertambah keluarga-keluarga Jepang yang tidak mengirim anaknya ke sekolah jika kebijakan subsidi pendidikan dihentikan. Barangkali perlu dipikirkan sistem subsidi yang lebih selektif dan tidak menghamburkan uang kepada semua warga.

Post a Comment

0 Comments